MEMBANGUN KEBIASAAN MEMBACA SISWA


MEMBANGUN KEBIASAAN MEMBACA SISWA
Oleh: R.Mufti Auliansyah
Guru Bimbingan & Konseling SMA Negeri 2 Pulo Aceh

Minat baca orang Indonesia begitu rendah. Berdasar penilaian tingkat literasi masyarakat Indonesia yang dilaksanakan Central Connecticut State University, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang dinilai. Artinya itu sama dengan nomor dua dari paling bawah (Minat baca orang Indonesia Nomor dua terbawah, Sabtu, 27 May 2017, JawaPos.com). Bagaimana dengan siswa di Indonesia? Saya rasa setali tiga uang. Siswa kita juga kurang tertarik membaca, apalagi di era digital seperti ini. Mereka lebih suka bermain dengan smartphone-nya daripada membaca buku. Mungkin ada beberapa siswa yang menggunakan gawai untuk membaca e-book atau artikel-artikel yang beredar di dunia maya, namun saya rasa prosentasenya cukup rendah.
Sebagai seorang guru, saya ingin sekali menerapkan kebiasaan membaca pada siswa. Entah kenapa siswa sekarang kurang dalam minat membaca. Kalau saya tarik ke masa lalu, dari pengalaman diri saya sendiri, salah satu kebiasaan membaca bisa diterapkan sejak dini. Saya masih ingat waktu usia Sekolah Dasar, ayah saya sering membawa buku-buku cerita ke rumah. Dari situ saya mulai suka membaca. Buku cerita mampu membuat saya berimajinasi ke dunia lain. Tidak puas dengan buku-buku cerita, saya mulai membaca surat kabar dan majalah. Beruntung sekali keluarga saya berasal dari dunia pendidikan. Ayah dan kakek saya seorang guru. Majalah dan buku bisa mudah saya temukan.
Beranjak ke Sekolah Menengah, kebiasaan baca makin meningkat. Saya selalu membiasakan menabung uang jajan untuk membeli Tabloid Soccer kesukaan saya. Sayang sekali, beberapa tahun yang lalu tabloid ini sudah gulung tikar. Tidak cukup tabloid, beberapa kali dalam sebulan saya selalu sempatkan mampir ke toko buku. Jika menemukan buku yang menarik, akan saya simpan dan lihat harganya terlebih dahulu. Kalau sudah cukup uang, baru saya membelinya.
Ketika kuliah, kebiasaan untuk pergi ke toko buku semakin menjadi. Apalagi saya kuliah di kota Surabaya yang memiliki puluhan toko buku besar yang tersebar di berbagai sudut kota. perpustakaan kampus hampir tiap hari saya kunjungi di waktu luang. Alhamduillah, saya punya puluhan koleksi buku di rumah dan saya simpan dengan baik sampai sekarang.
Menurut saya, kebiasaaan membaca bisa dipupuk dengan baik apabila diterapkan secara terus-menerus. Seperti teori Psikologi Behaviorisme, salah satu pembentuk kepribadian adalah kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus. Ivan Pavlov, salah seorang behavioristik yang terkenal dengan teori Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah salah satu tokoh yang terkenal dengan penelitiannya tentang pembentukan kebiasaan dengan pemberian stimulus untuk mendapatkan respon yang diinginkan.
Ketika masa kuliah, saya cukup tertarik dengan metode dari Behavioristik. Kita bisa mendapatkan perilaku yang kita inginkan dengan cara pemberian stimulus secara terus-menerus. Saya coba terapkan teori behavioristik ini kepada siswa-siswa saya. saya ingin mereka punya kebiasaan membaca. Saat mereka sudah memiliki kebiasaan membaca, saya yakin kemampuan otak mereka dalam menyerap informasi semakin bertambah dan bisa mempengaruhi perilaku belajar mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Saya bekerja di instansi yang boleh dibilang berada di kawasan terluar Indonesia, SMA Negeri 2 Pulo Aceh. sekolah ini terletak di Pulau Breuh, sebelah Barat laut pulau Sumatera. Pulau Breuh salah satu pulau yang cukup indah di Kabupaten Aceh Besar. Kami bertetangga dengan Sabang. Maka tidak heran jika pulau kami terkadang dijadikan objek wisata. Cukup banyak turis lokal yang datang ke pulau Breuh. Namun yang paling menarik bagi saya adalah turis asing. Apa yang membuat saya tertarik dengan mereka? tidak lain tidak bukan adalah kebiasaaan membaca mereka yang seolah sudah mendarah daging. Ketika mereka beristirahat di sebuah kedai warung kopi, sempat-sempatnya mereka sambil membaca buku. Luar biasa menurut saya. Dalam pikiran, bagaimana caranya agar kebiasaan seperti itu dapat diterapkan di Indonesia? di bandara pun cukup banyak saya temui orang asing yang menunggu penerbangan sambil membaca buku. Menurut saya, mereka sudah terbiasa membaca buku sejak dini.
Saya berusaha untuk meningkatkan minat baca siswa dengan membiasakan mereka untuk membaca. Terlebih dahulu saya pergi ke perpustakaan dan mencari buku bacaan yang cocok untuk siswa. Buku-buku tersebut saya kumpulkan dan saya pinjam dari perpustakaan. Saat saya mulai masuk kelas, terlebih dahulu saya minta siswa berdoa sebentar. Yang saya lakukan kemudian adalah membagikan buku bacaan kepada siswa. Saya mohon kepada mereka untuk membaca buku tersebut selama kurang lebih lima belas menit. Saya tidak menetapkan target kepada siswa. Meskipun dalam lima belas menit tersebut mereka Cuma bisa membaca dua atau tiga halaman, bagi saya tidak masalah. Yang terpenting siswa sudah berusaha untuk membaca semaksimal mungkin. Dalam lima belas menit tersebut saya lihat ekspresi mereka. ada yang serius, ada juga yang santai. Terkadang ada yang keceplosan membaca dengan suara agak keras. Maklum, siswa di SMA Negeri 2 Pulo Aceh agak kurang dalam kebiasaan membaca. Ketika saya survey, hanya dua atau tiga orang yang mempunyai buku bacaaan di rumah.
Ketika waktu sudah lebih dari lima belas menit, saya memberi tugas kepada siswa untuk menulis review dari halaman yang sudah mereka baca. Beberapa siswa merasa kesulitan. Mereka tidak terbiasa menulis dengan bahasa sendiri. Bahkan butuh lebih dari sepuluh menit untuk menulis review dari halaman yang sudah mereka baca. Saya katakan untuk terus mencoba semaksimal mungkin. Semampu siswa dalam menangkap isi dari buku bacaan tersebut.
Buku yang saya pakai rata-rata adalah buku cerita dengan ilustrasi bergambar. Apa alasan saya memakai buku cerita yang sederhana? Karena saya yakin jika siswa akan pusing jika saya langsung memberikan buku bacaan yang lumayan berbobot dengan tulisan saja di tiap halamannya.
Saya yakin jika usaha yang saya lakukan bisa berbuah hasil ketika dilakukan dengan konsisten. Seperti teori Classic Conditioning, kita berikan terus stimulus sampai muncul respon yang kita inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah wajah dlm gambar

Petrichor